Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2013

Ilmu Dadu dari Najwa

HARI itu hari Selasa, 22 Januari 2013, tepat 2 hari sebelum puncak acara Muludan di daerahku, Cirebon. Orang-orang di daerahku sering menyebut puncak acara tersebut dengan  panjang jimat  atau  malam pelal.  Sampai sekarang aku belum tahu persis makna di balik kedua nama tersebut dan belum merasa tertarik untuk mencari tahu. Dan yang pasti    siang itu  ketertarikanku terlebih dahulu tersandera oleh kejadian kecil di rumahku. Ceritanya berawal ketika aku sedang melihat adikku, Najwa Hamidah, sedang asyik bermain ular tangga. Sepintas memang biasa saja, tapi setelah beberapa saat mengamati ternyata ada hal yang luar biasa terpercik, setidaknya menurutku. Najwa, adikku itu baru berumur 5 tahun, sementara teman bermainnya adalah anak dari sepupuku, namanya Ijah. Dia juga berumur antara 5 sampai 6 tahun. Kesan pertama, anak seusia mereka dengan papan ular tangga bagiku cukup aneh. Mungkin kalau bagi anak yang biasa bermain di  playgroup  di kota akan terkesa

Jawa Barat Lebih Baik Dibanding Pasundan

PADA harian umum Pikiran Rakyat terbitan hari Sabtu 10 November 2012 halaman 6 kolom ketiga dari kiri berita kedua dari atas terpampang dengan jelas satu berita yang berbentuk feature. Dalam feature tersebut tertulis nama Arie C. Meliala lengkap dengan kode /“PR” di belakangnya. Sekilas berita ini seperti berita yang lainnya kecuali judulnya yang menarik perhatian. Judul berita tersebut “Nama Provinsi Haruskah Diganti?”. Dari situ , bisa diterka bahwa berita ini menawarkan wacana perubahan nama provinsi. P R adalah media regional yang berada di wilayah Jawa Barat. Jawa Barat adalah wilayah tingkat provinsi yang mempunyai letak strategis karena bersentuhan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Ibu Kota Negara Indonesia. Nama “Jawa Barat” yang menjadi nama Provinsi bagi manusia-manusia yang mempunyai perbedaan kebudayaan antara satu region dengan region yang lainnya dalam berita tersebut nama tersebut disinyalir menutupi energi peradaban tatar Sunda. 

Bersatulah Sepak Bola Indonesia

PERSEPAKBOLAAN Indonesia belum juga mampu menjadi inspirator semangat bangsa. Belum lagi menjuarai turnamen internasional, berbagai kisruh, masalah, serta skandal muncul bak jamur di musim hujan. Semuanya mengindikasikan bahwa Sepak Bola Indonesia memang sedang sakit parah. Semua tahu, selang beberapa hari setelah berita duka Indonesia terhempas dari putaran grup Piala AFF Suzuki, 1 Desember 2012. Berita tak kalah mengejutkan datang dari Rumah Sakit Dr. Moewardi Solo, pesepakbola ekspatriat Diego Mandeita meninggal dunia. Mandeita meninggal karena serangan virus cytomegalo yang menggerogoti seluruh tubuhnya, terutama mata dan otaknya. Mungkin masalahnya akan lain jika Mandeita tidak menulis surat yang menyita banyak orang. Dalam pesan terakhirnya Diego mengatakan bahwa permintaan terakhirnya dia tidak meminta gaji full yang belum dibayar. Dia hanya meminta pulang ker rumah, bersama sanak keluarganya di Paraguay. Diego tercatat bermain di k

Islam, Perpustakaan, dan Peradaban

SEJARAH lahirnya Islam selalu dinisbatkan pada peristiwa pewahyuan Nabi Muhammad. Karena memang, Islam dalam artian lembaga agama dengan seperangkat syari’atnya dibawa dan dibawa pertama kali oleh Nabi Muhammad. Agama Islam berbeda dengan agama sebelumnya hingga dia membentuk peradabannya sendiri. Peradaban Islam yang sempat mencapai kejayaannya dan hingga saat ini mencakup sebaran wilayah yang luas menggambarkan betapa tangguhnya peradaban ini. Peradaban lain boleh mengatakan bahwa peradaban Islam merupakan hasil dari ekspansi berlumuran darah. Tapi yang pasti peradaban ini menjamin keberlangsungan ilmu pengetahuan bagi semua manusia: golden bridge . Islam menaruh perhatian yang sangat besar terhadap Ilmu Pengetahuan. Telah diketahui bahwa Islam ada dan hadir di dunia sejak surat pertama al-‘Alaq turun kepada Nabi. Ayat itu berbunyi perintah membaca:  bacalah! . Membaca terbukti secara aqli dan naqli menjadi aktifitas yang wajib dilakukan oleh seluruh um

Semangat Muludan

SORE itu presiden Soekarno mengunjungi kota Damaskus, Ibu Kota Suriah. Terlihat di samping beliau presiden Suriah Sukri al-Kuwatly. Al-Kuwatly kemudian mengajak Soekarno untuk melihat-lihat simbol dari Kota Damaskus, Masjid Umawi. Di samping Masjid Umawi terdapat makam pahlawan Islam paling fenomenal, dialah Solahudin al-Ayubi (lidah barat menyebutnya Saladin). Setelah Soekarno pulang ke Tanah Air, beliau berpidato panjang lebar. Dia menyitir cerita mengenai Solahudin dari al-Kuwatly tersebut. Berceritalah dia bahwa Solahudin adalah pahlawan pembela Islam. Yang mempertahankan  tanah  Jerussalem dari bala tentara perang salib.  Heran, Soekarno yang notebene bukan orang yang menimba ilmu dari perguruan tinggi di Semenanjung Arab begitu kelihatan bersemangat. Pikirku, ketertarikan Soekarno pada cerita Solahudin bukan hanya ingin menceritakan kunjungannya ke Suriah. Bertutur tentang pengalaman perjalanan yang mengasyikan bak tamasya. Lebih dari itu, ketertarik