Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2013

Geneologi Keilmuan Islam Indonesia

ilustrasi: gadingpublisher.blogspot.com Judul : Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat Penulis : Martin van Bruinessen ISBN : 978-602-198056-5 Tebal: xviii + 575 Terbit: 2012 Penerbit: Gading Publishing  ***** Mungkin ini satu-satunya buku yang dengan begitu fasih menguraikan akar kemunculan dan kesinambungan tradisi keilmuan Islam di Indonesia. Pergumulan yang intens dengan dunia keislaman di Indonesia membuat Martin Van Bruinessen mampu menggambarkan akar tradisi keilmuan ini dengan lengkap dan mendalam. Menurut peneliti asal negeri kincir angin ini, orang Islam di Indonesia memiliki jalinan keilmuan yang kuat dengan Islam dunia, utamanya dengan tanah suci, Mekah. Dari taksirannya, sejak pertengahan abad 17 mereka bolak-balik ke Mekah. Selain untuk menunaikan ibadah haji yang di-syari’atkan itu, tak jarang para penziarah ini menetap dan belajar ( ngelmu ) agama Islam di sana dalam waktu yang lama. Tentu saja, sebagai pusat dari agama Islam, Mekah menjelma menj

Spiritualitas Kartini

foto: tiasetiawati.wordpress.com Ibu kita kartini/ putri sejati/ putri indonesia/  harum namanya .... Wahai ibu kita Kartini/ Putri yang mulia/ Sungguh besar cita-citanya/ Bagi Indonesia Hampir semua orang hafal lirik lagu ‘Ibu Kita Kartini’ di atas. Hal itu bukti bahwa Kartini dinilai sebagai sosok sekaligus simbol penting bagi perjuangan Indonesia, terutama perempuan. Bahkan untuk mengenang jasanya, tanggal lahir Kartini, 21 April diperingati sebagai sebagai tonggak kebangkitan perempuan Indonesia. Hari ini kemudian dikenal dengan Hari Kartini. Setiap hari ini tiba, setiap elemen masyarakat merayakannya. Di sekolah-sekolah, dari mulai Taman Kanak-kanak sampai SMA, di instansi pemerintah, sampai perusahaan swasta, perayaan Kartini diisi dengan lomba-lomba. Dan yang tak ketinggalan saat perayaan Hari Kartini tiba adalah penggunaan kebaya atau pakaian adat lainnya. Semua bersibuk-sibuk ria dengan aneka kostum dan diskon belanja yang katanya ‘ala Kartini’.

Reproduksi, Kini di Sini

Bicara kekinian tentu tidak bisa lepas dari gelombang pemikiran yang mengejutkan di abad 20, posmodernisme. Sejenak mari membincang sedikit satu bilah dari diskusi sengit dalam putaran wacananya: reproduksi . Tentu tidak akan relevan jika tidak kita tarik hubungan paradigmatiknya terhadap masa kini di sini. Sebagai bentuk kritik menyeluruh terhadap modern, diskusi mengenai posmodern tentu akan lebih baik jika didahului dengan pandangan tokoh yang berpandangan modern. Hal ini untuk memperoleh sedikit gambaran tentang pemikiran modern. Begitupun dengan diskusi tentang poskolonial, akan lebih baik jika kita menghadirkan dulu biang keladi dari situasi yang serba kolonial terlebih dahulu. Risalah dari Jhon Lecthe Baiklah kita mulai dari salah satu tokoh yang mengagungkan modernitas dan paling mudah dilihat pemikirannya . Dia  adalah Walter Benjamin (lahir tahun 1829). Dalam bukunya The Word of Art in the Age of Mechanical Reproduction dia berbicara tentang karya seni. Me

Fenomenologi Hermeneutis Heidegger

HIDUP  adalah proses interpretasi. Oleh karena itu, tidak ada satupun manusia yang tidak menginterpretasi. [1] Mungkin tidak terlalu berlebihan, karena kalau manusia lebih dalam lagi merenungi dan memaknai setiap inci proses hidupnya maka tidak lain antara dia dan realitas terdapat satu proses menafsir sebelum akhirnya memperoleh makna, pemahaman, penjelasan yang seterusnya dilanjutkan dengan suatu tindakan. Tidak mungkin manusia akan bertindak (sekecil apapun) tanpa terlebih dahulu dia memahami dulu, dan pemahaman ini selalu berangkat dari interpretasi. Proses interpretasi-pemahaman-tindakan, selalu dilakukan saban hari oleh manusia. Saking biasanya, hingga kadang proses interpretasi ini sendiri tidak selalu disadari. Contohnya adalah saat kita memutuskan untuk “kencing”, secara tidak sadar kita terlebih dahulu memperoleh pemahaman dari perasaan air seni yang mendesak di kandung kemih.  Keterdesakan ini diinterpretasikan secara sederhana sehingga pemahaman hendak k