SIAPA yang tak kenal tape ketan.
Makanan yang bisa dijumpai di wilayah Ciayumajakuning biasanya dibuat hanya
saat hajatan. Di Kuningan, tape menjadi jajanan yang sangat istimewa. Tape
ketan khas dari daerah lereng gunung Ciremai itu menggunakan bungkus daun jambu.
Biasanya tape ketan hanya
dibungkus dengan daun pisang. Aroma daun jambunya menambah kenikmatan rasa tape.
Di daerah cigugur dan banyak daerah lain di kuningan pembuatan tape berbungkus
daun jambu menjadi trend home industri.
Tape ketan ini berbahan baku nasi
ketan yang dicampur dengan daun katuk sebagai pewarna alami. Kemudian setelah
ditiriskan dan didinginkan, ketan tadi ditaburi dengan ragi, kemudian ketan
tadi dibungkus dengan daun jambu yang telah dikukus dan dibersihkan terlebih
dahulu. setelah itu ketan ditutup rapat agar proses fermentasi berjalan dengan
baik.
Tiga hari setelah penyimpanan tape ketan beraroma daun jambu yang khas
pun sudah siap untuk di santap. Tape yang sudah matang ini bisa bertahan sampai
sepuluh hari dengan catatan tidak terkena panas yang menyengat.
Salah satu produsen tape ketan
adalah Mas Heru (46), rumah kecilnya yang terletak di lingkungan paleben
kelurahan cigugur kabupaten kuningan menjadi sentra pembuatan tape ketan
kuningan. Bersama istrinya, Wati (42) mas heru memulai usaha tape ketan sejak
tahun 1994.
Awal mulanya, wati adalah pekerja pembuat tape ketan, tapi karena
sudah mempunya anak, penghasilan dari pekerjaan itu tidak mencukupi. Hingga
akhrinya dia nekat buka sendiri usaha pembuatan tape ketan khas kuningan.
Suaminya yang bekerja sebagai penjual es kelapa di Jakarta pada akhirnya
memutuskan untuk pulang ke rumah dan memulai jualan tape ketan dengan
menggunakan pikulan. Berjualan, menjajakan tape ketan berbungkus daun jambu
dari rumah ke rumah.
Perjuangan dari pa heru dan
istrinya tidak sia-sia. Pelan-pelan pemerintah dan beberapa dinas di Kabupaten Kuningan
memperhatikan potensi ini dan berupaya untuk memberdayakan masyarakat pembuat
tape. Mulai lah ada sistem pengemasan dalam bentuk ember hitam.
Pelatihan dan
program peminjaman modal usaha pun mulai diadakan. Hingga pada tahun 1997
sampai tahun 1998, pembuat tape seperti Mas Heru ini bisa memperoleh order
sampai 15.000 bungkus, yang dengan harga yang sekarang dia bisa mencapai omset
jutaan rupiah.
Walaupun sekarang dia tidak mendapatkan omset sebesar itu, akan
tetapi penjualannya relatif lancar. Prospek tape ketan ke depan sangat
bermanfaat bagi keluarganya.
Saat ini, tape ketan Kuningan sudah
menyebar ke berbagai daerah. Persebaran produk sampai ke Jakarta, Bandung, Cirebon,
Brebes, Cilacap, Tegal, Ciamis, dan daerah lainnya.
Peluang usaha yang terbuka
lebar dengan semakin luasnya area pemasaran membuat masyarakat kuningan
berbondong-bondong memproduksi tape ketan. Hampir di setiap rumah terdapat
plang kecil bertuliskan “pembuat tape”, “tape manis dan harum”.[AR]
Comments
Post a Comment