Situs Dampu Awang di Lebak Since. Dok: pribadi. |
HAMPIR semua
daerah di pesisir utara Jawa yang dulu menjadi pelabuhan internasional
terkemuka lekat dengan legenda tentang seorang saudagar dari Tiongkok, Dampu
Awang. Legenda ini berkembang dan mempunyai jalan cerita sendiri dari mulai
daerah Rembang, Kedu, Tuban hingga Cirebon dan Indramayu.
Setiap daerah mempunyai versi sendiri-sendiri, akan tetapi
intinya adalah Dampu Awang adalah seorang saudagar kaya dari Tiongkok yang ikut
dalam pelayaran besar Laksamana Ceng Ho.
Salah satu versi cerita Dampu Awang yang berkembang di Cirebon
meyakini bahwa pedagang Tiongkok tersebut jatuh hati pada Nyi Mas Gandasari
dari Panguragan. Nyi Mas Gandasari sendiri merupakan putri angkat dari Pangeran
Cakrabuana, salah seorang putra Prabu Siliwangi yang menyebarkan agama Islam di
Cirebon.
Alkisah, cinta Dampu Awang tak berbalas. Nyi Mas Gandasari
pun menolaknya tapi Dampu Awang selalu memaksakan kehendaknya tersebut.
Akhirnya, atas saran orang tua angkatnya, Nyi Mas pun menolaknya secara halus.
Dia menyaratkan hal mustahil kepada Dampu Awang jika benar-benar ingin
melamarnya menjadi seorang istri.
Nyi Mas Gandasari menyaratkan Dampu Awang melamarnya dengan
perhiasan dan koin emas sebanyak satu perahu. Mengingat hal ini mustahil
diwujudkan, Nyi Mas yakin persyaratan ini tak bakal bisa dipenuhi Dampu Awang.
Tapi Dampu Awang bukan sekedar saudagar, dia merupakan
konglomerat terkenal dari Tiongkok. Emas satu perahu tidak ada artinya baginya.
Apalagi, Dampu Awang terkenal dengan ilmu kanuragannya yang tinggi. Hingga dia
pun membawa perahu bermuatan emas tersebut dari arah utara menuju Panguragan.
Sepanjang perjalanan tersebut, Dampu Awang menaburkan (curak) emas-emas tersebut dari atas
perahunya. Hal itu dia lakukan untuk memberikan tanda kepada penduduk lokal bahwa
dia orang yang kaya raya dan bisa membeli apa saja yang dikehendakinya.
Tapi, apa yang dia kehendaki musnah begitu saja tatkala
perahunya melewati daerah yang didiami Syekh Magelung Sakti. Syekh Magelung
sendiri merupakan Pangeran dari Syam yang sempat memenangkan sayembara memperebutkan
Nyi Mas Gandasari. Setelah peristiwa sayembara, dia ditempatkan penguasa
Cirebon untuk menyebarkan agama Islam di bagian utara Cirebon.
Perahu terbang Dampu Awang tiba-tiba saja oleng dan emasnya
bertebaran kemana-mana. Akhirnya, perahu itu pun jatuh di sebuah lebak (daratan rendah yang biasanya
digunakan sebagai sawah atau kolam ikan) yang
sekarang dikenal masyarakat Lebak Since.
Jejak perahu Dampu Awang yang jatuh tersebut sampai sekarang
masih dikenang dengan adanya sebuah situs Dampu Awang di Lebak Since Desa
Pegagan Lor, Kapetakan, Kabupaten Cirebon.
Selain jejak fisik tersebut, ada juga jejak non-fisik lainnya.
Jejak non-fisik tersebut adalah ingatan kolektif masyarakat sekitar yang
mengatakan setiap ada orang yang menemukan koin emas atau sesuatu yang berharga
lannya dari dalam tanah sebagai emas Dampu Awang yang terkubur.
Cerita Dampu Awang mungkin hanya legenda, tapi jejak-jejak
fisiknya yang bertebaran di mana-mana di Jawa serta jejak non-fisiknya yang
sangat kuat menyiratkan kepada kita bahwa Dampu Awang adalah sosok yang nyata
atau sosok rekaan yang penciptanya ingin agar kita ingat terhadap pesan cerita.
Di antara pesan ceritanya adalah bahwa Tiongkok pernah berinteraksi dengan masyarakat di sepanjang pesisir Jawa. Pesan lainnya adalah bahwa kekayaan tak bisa membeli segalanya. Pun,
manusia tidak bisa memaksakan kehendak terhadap manusia lainnya, dengan alasan
apapun, apalagi alasan cinta. Bukankah cinta tak boleh dipaksakan?***
Comments
Post a Comment